Lensa
Sudah Termaktub Dalam Al Qur’an Tentang Wabah Penyakit

LENSA – Penyakit mematikan dan mewabah ternyata sudah ada sejak jaman dahulu, akhir-akhir ini, dunia digemparkan dengan wabah penyakit. Semua tentu saja atas kehendak Allah ta’ala. Ternyata, Al Qur’an juga pernah berbicara tentang hal ini. Di zaman Rasulullah pun, kejadian ini pernah terjadi. Terkait dengan wabah, baru-baru ini dunia diramaikan dengan virus Corona jenis baru yang belum ditemukan vaksinnya. Dalam penelitian yang dilakukan Khairil Pahmi dan H.M. Natsir Abdullah, dosen dari Universitas Nahdatul Wathan Mataram dan Universitas Mataram NTB, wabah virus dapat dijadikan suatu penanda dari kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala. Seiring dengan perkembangan, dalam dunia ilmu pengetahuan modern, virus dapat diidentifikasi makhluk hidup maupun makhluk mati. Di satu sisi, virus dapat disebut makhluk hidup karena mampu memperbanyak diri jika berada di sel inang. Namun, di sisi lain, virus juga dapat dikatakan makhluk mati karena jika virus telah keluar dari sel inang maka ia disebut partikel.
Soal virus sebenarnya Al Qur’an telah mengungkapkannya secara tidak langsung. Dalam surat Al Imran ayat 27 berbunyi,
تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa saja yang Engkau kehendaki tanpa hisab.”
Dengan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa wabah apapun, dalam hal ini virus, sebenarnya adalah tanda kebesaran-Nya. Ilmu pengetahuan dan Al Qur’an pun semakin sejalan menjelaskan segala yang terjadi di bumi.
Sikap Nabi Muhammad Ketika Suatu Negeri Terserang Wabah
Pada masa Rasulullah, wabah yang cukup menghebohkan adalah pes dan lepra. Menyikapi wabah ini, Nabi melarang umat-Nya untuk memasuki daerah terdampak ataupun keluar dari daerah tersebut. Hal ini diperkuat dengan hadits riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda,
“Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu tempat, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu.” Secara tidak langsung, Nabi telah mencontohkan bagaimana karantina suatu wabah dilakukan. Nabi benar-benar melarang siapapun masuk atau keluar dari daerah tersebut. Bahkan, orang-orang yang terkena wabah lepra kala itu harus dijauhi. Dalam hadis Abu Hurairah, Imam Bukhari beriwayat, Rasulullah bersabda, “Jauhilah orang-orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi singa.” Kemudian, dalam hadits lain disebutkan pesan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika suatu wabah datang. “Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau pernah bertanya tentang wabah kolera. Kemudian, Rasulullah menjawab, ‘Tiap wabah itu dapat bermakna siksaan bagi yang Allah kehendaki. Tetapi, wabah bagi orang yang beriman adalah bentuk rahmat, selama ada kesabaran yang kuat dari mereka yang terjangkiti. Maka ia berhak mendapat pahala sebagaimana balasan balasan bagi orang-orang yang mati syahid.”(HR. Bukhari).
Al Qur’an selain mendatangkan rahmat dan pahala dari-Nya, juga mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan masa kini. Bagi orang-orang yang beriman, berakal, serta berilmu sudah seharusnya menjadikan Al Qur’an sebagai rujukan utama terhadap isu yang ditemui sehari-hari. Dengan begitu, seseorang dapat menjadi muslim yang utuh, cerdas, serta bijak menyikapi segala yang terjadi di muka bumi ini.
Sumber: griyaalquran.id dan berbagai sumber
Berita ini sudah dilihat 112 kali