Uncategorized
Baru Kali Ini Petahana Malah Nyerang, Lazimnya Bertahan…

Politik – Dalam istilah perang, perang yang sesungguhnya lo yaa…yang paling sering menyerang sudah pasti akan mendapatkan jaminan kemenangan. Tapi dalam politik, akan sebaliknya, justru yang paling agresif menyerang bakalan kalah. Entah siapakah pembisik petahana 01 yang kini makin sering melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial, kalau dulu istilah ‘Gebukin’, Genderowo dan Sontoloyo, kini yang terbaru menyebut ‘Gaya Rusia’ ke kubu 02. Calon presiden petahana ini Joko Widodo dinilai menunjukkan kepanikan dan takut kalah dengan terus melancarkan sindiran-sindiran tajam ke kubu penantangnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Akhir pekan lalu dalam kampanyenya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Jokowi secara bertubi-tubi menyindir pernyataan Prabowo mulai soal Indonesia bubar dan punah, satu selang darah di RSCM dipakai 40 orang, hingga kasus hoax eks Jurkamnas Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet. Kemarin (Minggu, 3/2) di Surabaya, Jokowi melempar isu ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia. Meski tidak menyebut tim sukses dimaksudnya. “Di mana-mana kalau petahana itu harusnya defensive bukan menyerang,” kata Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/2). Namun yang terjadi sebaliknya. Padahal menurut dia, sebagai petahana, Jokowi sudah diberi kesempatan amanat dan kekuasaan. “Harusnya petahana itu mempertahankan dan membuktikan bahwa selama periodenya itu sudah bekerja berhasil,” imbuhnya. Semakin getol menyerang, ia menyimpulkan apa yang dikerjakan petahana selama ini tidak berhasil. “Jadi, kalau petahana itu menyerang berarti tandanya petahana panik, kalau orang panik itu tanda-tanda orang kalah, berarti ada masalah pada petahana,” terang Riza.
Sumber: RMOL.co
Berita ini sudah dilihat 169 kali